AMERIKA adalah benua yang terletak di antara dua samudera, yaitu
samudera Pasifik di sebelah barat dan samudera Atlantik di sebelah
timur. Benua Amerika, sebelum kedatangan bangsa Barat, telah dihuni oleh
suku-suku Indian yang diperkirakan berasal dari Asia. Ada banyak versi
tentang asal usul bangsa Indian di Amerika, misalnya:
a. Muhammad Yamin dalam bukunya Sejarah Amerika mengatakan
bahwa bangsa Indian berasal dari Asia, masuk ke Amerika dalam 3
gelombang pada zaman neolithikum. Gelombang pertama adalah perpindahan
orang Mongol dari Asia Timur Laut menuju Amerika Utara dengan melalu
Selat Bering, kurang lebih 13.000 tahun yang lalu. Gelombang kedua yaitu
bangsa Austronesia dari barat ke timur melalui lautan Pasifik dan
sampai di Amerika Selatan. Gelombang ketiga perpindahan pelaut
Austronesia menurut arus laut yang bergerak dari New Zealand dan Asia
Timur bergerak menuju Amerika Selatan. Perpaduan antara bangsa Mongol
dan Austronesia melahirkan bangsa Indian di Amerika.
b. Menurut versi lain, kurang lebih 20.000 sampai 50.000 tahun yang
lalu bangsa Amurian dari Siberia di Rusia menyebrang melalui selat
Bering ke benua Amerika.kemudian disusul oleh bangsa Mongol awal abad
ke-1 masehi, dari percampuran kedua bangsa tersebut, lahirlah bengsa
Indian Amerika (Amerind) yang menyebar diseluruh benua Amerika dari
utara ke selatan, mereka hidup dari berburu, menagkap ikan, mengumpulkan
makanan dan buah-buahan liar.
Bangsa Indian yang berkembang di Amerika terdiri dari berbagai suku
bangsa. Diantara suku-suku bangsa Indian itu, ada yang mengenal
peradaban dan kebudayaan tinggi, seperti Suku Maya dan Aztek di Meksiko
dan suku Inca di Peru.
a. Kebudayaan Aztec
Suku bangsa Nahua, yang terakhir tiba di tanah tinggi Meksiko,
mewarisi rumpun budaya yang luas di daerah tersebut. Salah satu diantara
suku itu adalah Mexica-Aztec atau Aztec. Pada mulanya bangsa Aztec
merupakan suku yang pertama kali berjuang di daerah pinggiran wilayah
tersebut. Selama pengembaraan mereka sebagai kelompok luar-garis, bangsa
Aztec kadang-kadang mengalami kemerosotan sampai berpakaian dedaunan
dan makan serangga. Pada sekitar tahun 1325 Masehi bangsa Aztec sampai
ditempat yang sekarang menjadi kota Meksiko. Waktu itu tempat tersebut
merupakan gususan danau paya dan pulau kecil.
Di sebuah pulau di danau Tecoco, bangsa Aztec memperoleh semacam
wangsit karena telah meihat seekor elang dengan seekor ular dimulutnya,
yang sedang bertengger pada pada sebatang kaktus. Karena menganggap hal
tersebut sbeagi pertanda gaib, para pendeta mengikrarkan bahwa pulau
tersebut telah dipilih untuk bangsa Aztec oleh dewa-dewa mereka.
Distulah mereka membangun kota Tenochtitlan. Mereka memperluas kota
tersebut dengan membuat rakit-rakit yang terbuat dari anyaman ranting
dan rotan yang uruk tanah dan tanaman. Di daerah danau ini mereka
mengembangkan pertanian yang bersifat primitif. Kota Tenocthitlan yang
didirikan oleh bangsa Aztec kemudian berkembang menjadi pusat kegiatan
ritual. Bangunan pemujaan berbentuk piramid banyak didirikan.
Bangsa Aztec adalah bangsa yang gemar berperang, bagi mereka perang
merupakan bagian dari budaya sendiri dan bagian dari sistem kepercayaan.
Bangsa Aztec menyembah banyak dewa atau politheisme. Mereka menyembah
dewa matahari yaitu Huitzilochti. Mereka mempercayai bahwa matahari
adalah sumber kehidupan dan harus terus dipelihara, agar terus beredar
pada orbitnya dan berputar terbit dan tenggelam. Untuk itu diperlukan
pelumas yang murni yaitu darah manusia. Mereka meyakini bahwa
pengorbanan manusia merupakan tugas suci dan wajib dilakukan agar dewa
matahari tetap memberikan kemakmuran bagi manusia. Upacara pengorbanan
dilakukan diatas altar dipuncak piramid dengan cara mengambil
jantung korban untuk pendeta. Upacara pengorbanan manusia juga dilakukan
secara masal dengan cara membunuh banyak orang.
Ada tiga hipotesis yang dilakukan oleh para Antropolog mengenai
alasan pengorbanan manusia disamping alasan untuk pengorbanan dewa,
yaitu :
1. Pengorbanan dilakukan untuk mengurangi jumlah penduduk, terutama
sejak jumlah tawanan perang meningkat dengan pesat dibandingkan dengan
jumlah kelahiran.
2. Untuk memberikan kepada rakyat mayat-mayat yang dikorbankan
sebagai sumber protein dan vitamin. Hipotesis ini snagat lemah, karena
bangsa Aztec menghasilkan jagung, kacang, serta memlihara anjing, ayam
dan kalkun.
3. Pendapat yang lebih rasional adalah untuk menakut-nakuti para
pembangkang dan pemberontak, agar mereka tidak melakukan perlawanan
terhadap penguasa raja. Para tawanan perang banyak dijadikan korban dan
jumlah besar untuk dewa matahari, orang-orang yang berslah juga yang
bersalah juga jadi sasaran untuk jadi korban seperti jenderal yang salah
dalam memimpin perang, para koruptor, hakim yang keliru membuat
keputusan, serta pejabat negara yang berbuat salah, termasuk orang yang
memasuki daerah terlarang istana raja.
Dalam buku Negara dan Bangsa (1990:208), disebutkan bahwa
Huzlopochtli, khususnya, demikian rakus sehingga pada upacara istimewa
ribuan manusia dikorbankan sebagai sesaji untuknya dalam waktu satu hari
saja. Monte Zuma II pernah mengorbankan 5100 orang korban dalam satu
upacara peringatan tahtanya. Pada waktu Ahuitzolt yang berkuasa pada
abad ke-15, paling tidak 20.000 jiwa manusia dijadikan korban dalam
upacara. Calon korban digiring ke puncak piramid tempat pendeta saling
berebut bagian mereka masing-masing dan memotong jantung si korban
dengan pisau batu gelas, lalu memprsembahkannya hangat-hangat dan masih
berlumur darah ke batu altar sang dewa. Untuk sesaji yang sedemikian
massalnya itu, bangsa Aztec tidak dapat mengandalkan sukarelawan dan
oleh sebab itu mereka sering mengirim rombongan pejuang ke wilayah
sekutunya untuk menangkapi calon-calon korban.
Pada puncak kejayaan kekuasaan Aztec, Tenochittlan merupakan pusat
upacara berdarah yang semakin menjadi-menjadi. Berbagai jamuan
sakramental dan ritus-ritus lainnya, menciptakan suatu kehidupan yang
dibayang-bayangi oleh lambang kematian. Bagi bangsa Aztec, darah manusia
merupakan bagian upacara untuk mencegah kehancuran dunia, yang menurut
mereka ditandai oleh lenyapnya matahari. Upacara kurban bagi bangsa
Aztec bukanlah hal yang mengerikan, begitu pula bagi calon korban.
Menurut kepercayaan mereka, kematian ditangan para pendeta merupakan
suatu kehormatan. Korban itu dipersembahkan kepada dewa-dewa dengan cara
membelah dada dan mengambil hatinya, agar tidak marah dan lapar dan
mendatangkan bencana alam. Kepercayaan ini mempengaruhi pendangan orang
Aztec. Sejak masa kanak-kanak mereka telah dilatih untuk siap dijadikan
kurban ritual bila mereka tertewan dalam peperangan. Mati sebagai
kurban upacara bagi mereka berarti ikut menyumbangkan hati dan darah
untuk dipersembahkan kepada dewa matahari, dan dengan demikian ikut
memperkuat matahari dalam peperangan sehari-hari melawan gelap (malam)
sehingga mereka menjadi bagian penting dari matahari.
Bangsa Aztec memiliki seni bangun atau arsitektur yang amat tinggi.
Ketika bangsa Spanyol datang ke kota Tenocl (Mexico City) mereka
menyaksikan kemajuan bangsa ini. Di sini terdapat bangunan-bangunan
seperti aquadec atau bangunan lain, tempat jalan raya menuju kota,
jalan-jalan lebar, serta kanal yang melewati kota serta jembatan
diatasnya. Bangunan-bangunan tersebut menggunakan teknologi tinggi
menurut jamannya. Di pusat kota dibangun kuil-kuil besar sebagai
persembahan kepada dewa matahari. Tinggi bangunan tersebut 30 meter,
terdiri atas tiga tingkat, yang masing-masing tingkat memiliki 120 anak
tangga. Di bangunnya jalan-jalan dan kanal-kanal yang lebar adalah
untuk memudahkan lalu lintas orang dan barang dagangan. Dalam kegitan
perdagangan tersebut mereka memperjualbelikan bebek, ayam, kalkun,
kelinci, dan rusa.
Arsitektur bangsa Aztec tergolong sederhana, lebih mementingkan
fungsi daripada keindahan lahiriah. Di pegunungan, rumah orang Aztec
terbuat dari batu bata yang dijemur, mirip batako yang kita kenal di
Indonesia. Di dataran rendah, rumah mereka berdinding ranting-ranting
atau batang padi yang diplester dengan tanah liat dan beratapkan
alang-alang. Sebagi tambahan pada tempat tinggal utama, umumnya mereka
mempunyai bangunan lain seperti tempat penyimpanan dan tempat seluruh
keluarga mandi uap. Orang Aztec yang kaya memiliki rumah dari batako
atau batu yang dibangun mengelilingi suatu Patio, yaitu ruang luas yang
terbuka di tengah rumah.
Kuil Aztec dan bangunan lain dengan dekorasi patung merupkan salah
satu karya terindah di Amerika. Tetapi hanya sedikit peninggalan karya
arsitektur Aztec yang masih dapat ditemukan. Orang Spanyol, yang
beragama kristen, telah memusnahkan kuil-kuil dan segala peninggalan
keagamaan orang Aztec. Mereka bahkan telah menghancurkan kota lama
Tenochitlan.
Hasil pertanian yang diolah di ladang-ladang pertanian adalah
alpukat, kacang merah dan jagung, mereka juga membuat kerajinan dari
emas dan perak untuk perhiasan. Dari kegiatan dagang dan jenis barang
dagangannya yang diperjualbelikan dan sarana penunjang yang dibangunnya
para ahli menyimpulkan bahawa bangsa Aztec memiliki tingkat kebudayaan
dan peradaban yang tinggi. Peradaban ini runtuh karena penaklukan oleh
bangsa Spanyol di bawah pimpinan Hernando Cortez pada tahun 1521.
b. Kebudayaan Maya
Suku Maya mendiami daerah Meksiko Selatan dan bagian-bagian Amerika
Tengah lainnya. Pusat kebudayaannya terdapat di Semenanjung Yukatan.
Kota paling awal berdirinya diperkirakan pada abad ke-3 di hutan
Guatemala yang lebat dan yang terakhir diperkirakan dibangun pada abad
ke-10 dan abad ke-11 pada sebuah dataran di Yukatan bagian Utara.
Kota-kota ini merupakan peninggalan orang-orang Maya yang memiliki
tingkat kebudayaan yang tinggi dengan catatan arsitektur paling beraneka
ragam dan paling maju. Kebudayaan suku Maya ini berkembang dari abad
ke-1 S M sampai mulainya penggalan Masehi.
Kebudayaan Maya berpusat pada kehidupan agraris. Mereka menanam
jagung, merica dan buah-buahan. Mereka memelihara kalkun dan anjing
serta menangkap ikan di sepanjang pantai. Mereka juga memintal kapas dan
menjualnya ke tempat lain. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
orang-orang Maya melakukan kegiatan perdagangan selain bertani. Mereka
membawa barang dagangannya langsung pada pembeli yang jaraknya sangat
jauh di Amerika Tengah.
Organisasi sosial yang dmiliki oleh suku bangsa Maya ini ditandai
dengan berkuasanya golongan elit yang kaya, yang juga melakukan
perdagangan, golongan elit juga berfungsi sebagai pemimpin upacara
ritual dalam kepercayaan mereka. Mereka juga termasuk golongan terdidik
yang mempunyai hak istimewa untuk mempelajari ilmu pengetahuan. Di luar
golongan itu, ada para petani dan budak yang memiliki oleh golongan
lain. Bangsa Maya telah memiliki sistem tulisan yang mirip dengan
Hierogliyph. Tulisan ini digunakan untuk mencatat peristiwa penting.
Tulisan yang mereka kembangkan berfungsi pula sebagai sejarah pencatat
kelahiran, perkawinan, dan kematian raja-raja Maya.
Dengan berkembangnya tulisan, ilmu pengetahuan pun berkembang, bangsa
ini telah mengenal kalender dengan tahunnya berjumlah 18 bulan yang
tiap bulannya berjumlah 20 hari, dan ada yang satu bulan berjumlah 5
hari. Sehingga pertahun ada 365 hari. Mereka juga telah mengembangkan
matematika. Selain itu, astronomi ialah salah satu ilmu yang mereka
kembangkan.
Bangsa Maya kuno membangun sebuah monumen dan mendirikan kota batu
megah untuk para dewa. Sedikitnya ada 80 situs penting peninggalan
orang-orang Maya bertebaran di Amerika Tengah. Beberapa situs kuil
bertinggi lebih dari 60 meter.
Kebudayaan Maya berkembang dengan subur terutama di Guatemala dan
Yukatan. Walau demikian, kebudayaan itu dipengaruhi kuatnya kebudayaan
Teotihuakan dari Meksiko bagian tengah. Sebagai salah satu kota terbesar
di dunia, kota Teotihuakan pada masa puncaknya dihuni oleh sekitar
100.000 penduduk yang tinggal di dalam Adobe atau rumah-rumah dari bata
mentah dan memuja dewa di piramid besar dari batu yang sampai kini
masih banyak ditemukan di dekat kota Meksiko. Dari abad ke-4 sampai
abad ke-8 pengaruhnya menyebar di Amerika Tengah. Para arsitek serta
tukang mencontoh pola bangunan dan pola hiasannya. Bahkan setelah
Toetihuakan jatuh ke tangan orang-orang yang belum beradab pada tahun
700, wibawanya masih tetap hidup.
Sebagian besar bangunan yang berjumlah lebih dari 200 di Kaminaluyu
sebagai tempat peninggalan purbakala suku bangsa Maya di pinggir batar
daya kota Guatemala yang dibangun pada masa itu. Yang terbesar di
antaranya adalah batu berbentuk piramid yang tingginya lebih dari 26
meter dengan dua ruang makam di dalamnya. Tubuh raja diletakkan di atas
panggung kayu di pusat salah satu ruang makam. Mayat ini dikitari
tubuh-tubuh lain yang diduga jenazah orang-orang yang dikurbankan untuk
mengawal rajanya menempuh perjalanan ke dunia lain. Di dalam ruangan
ini juga ditemukan hiasan dari batu-batu berharga, tulang dan kulit
kerang, serta berang pecah belah yang menunjukan kekayaan kebudayaan
tersebut.
Reruntuhan Uaxactun adalah peninggalan di daerah Maya bagian tengah
yang umurnya lebih muda. Salah satu bangunan yang berupa pelataran bekas
kaki kuil berbentuk piramid bertangga terpancang dengan tampak muka
berhias. Bangunan ini didirikan sekitar tahun 250 Masehi. Peninggalan
semacam ini ditemukan ini juga di daerah Maya bagian utara.
Pada jaman Klasik, tahun 300-500, kebudayaan suku bangsa Maya di
daerah tengah mengalami puncak kejayaan. Arsitekturnya berkembang dengan
adanya peningkatan mutu bangunan. Salah satu cirinya adalah
dikembangkannya bangunan batu yang sebagian besar merupakan bangunan
suci seperti kuil atau biara. Kuil di Tikal yang tingginya mencapai
sekitar 888 meter adalah kuil tertinggi. Biara dalam kebudayaan Maya
kadang-kadang mencakup area yang sangat luas sehingga menyerupai kota,
lebih cocok disebut tempat pusat upacara keagamaan dilangsungkan. Namun
antara tahun 800 sampai 950, pusat kegamaan tersebut satu-persatu
dilupakan dan ditinggalkan orang. Bangsa Maya mengalami keruntuhan
karena penaklukan pasukan Hernando Cortez pada tahun 1521.
c. Kebudayaan Inca
Inca merupakan sebuah kelompok klan yang mula-mula mendiami daerah
Peru. Menurut legenda, asal-usul suku bangsa Inca berawal dari
sekelompok anak dewa matahari, yang berasal dari sebuah gua di sebelah
tenggara kota Cuzco. Bangsa Inca telah mendiami daerah Cuzco sejak
kira-kira tahun 1200. tetapi sejak penaklukan oleh kekuasaan Panchacuti
dalam tahun 1438, bangsa Inca mulai memperluas wilayahnya dengan
menaklukan daerah-daerah sekitarnya. Akhirnya mereka membentuk suatu
wilayah kekuasaan besar dan luas yang membentang dari Quito di Utara
sampai Chile bagian tengah. Bahasa Inca menyebut wilayah kekuasaannya
Tabuantisuyu, artinya daerah yang meliputi empat wilayah. Nama itu
menunjukan bahwa seluruh wilayah kekuasaan bangsa Inca terbagi menjadi
menjadi empat geografis, yang dibagi menjadi lebih dari 80 propinsi.
Penguasa tertinggi berada di tangan seorang pemimpin yang dianggap
sebagai wakil dewa matahari.
Kebudayaan Inca berkembang di sepanjang belahan barat Amerika Serikat
terutama Peru. Bukti-bukti arkeologis mengenai keberadaan kebudayaan
Inca, yang berasal dari fase Killke (1200-1380), ditemukan di daerah
sekitar Cuzco di dataran tinggi Peru bagian selatan. Berdasarkan hasil
evakuasi terhadap sistus-situs di daerah tersebut diperoleh gambaran
bahwa Inca ketika itu hanyalah merupakan suatu wilayah yang kecil saja.
Seperti halnya suku bangsa lainnya Amerika, bangsa Inca memiliki
watak militer sehingga perluasan wilayah Imperium dilakukan dengan cara
peperangan. Sejak kekuasaan dipegang oleh Pachacuti yang memerintah
tahun 1438 1471, Inca memperluas wilayah kekuasaannya dengan
menaklukan daerah-daerah sekitarnya. Selama pemerintahan Topa Inca
sebagai pengganti Pachacuti, wilayah kekuasaan Inca diperluas dengan
manklukan daerah-daerah Pantai Peru bagian selatan, Bolivia Selatan.,
Argebtina barat laut, dan Chile. Pengganti Topa Inca adalah Huayna Capac
yang memerintah dari tahun 1493 sampai tahun 1525 M. setelah
meniggalnya Huayna Capac, terjadi perebutan kekuasaan antara Huascar dan
Attahualpa.
Bangsa Inca memiliki mata pencaharian dari kehidupan agraris atau
pertanian. Sejak tahun 6001000 Masehi, bangsa Inca telah berkembang
dalam bidang pertanian. Mereka membuat sistem terasering untuk menahan
banjir. Untuk mengolah tanah, mereka menggunakan bajak yang terbuat dari
perunggu. Tanaman yang bayak ditanam oleh masyarakat Inca adalah
kacang-kacangan, jagung, merica, tomat, dan kentang. Hasil pertanian ini
digunakan untuk mmenuhi konsumsi petani, juga untuk makan tentara
dalam jumlah besar, golongan birokrasi dan ribuan buruh pabrik. Minuman
khas dari bangsa Inca adalah Chica yaitu semacam bir yang terbuat dari
jagung.
Bangsa Inca adalah bangsa yang bersifat nasional. Penggunaan bahasa
nasional dipaksanakan oleh raja kepada penduduknya. Pada masa Topa Inca,
bahasa Quechua ditetapkan sebagai lingua franca di seluruh wilayah Tahuanntinsuyu.
Bangsa Inca memiliki organisasi masyarakat yang teratur. Sebagai unit
dasar atau paling bawah dari organisasi masyarakat Inca adalah ayllu, yaitu keluarga yang bersifat endogama berdasar garis keturunan laki-laki. Kelompok ayllu yang bersal dari satu wilayah kemudian membentuk kelompok lebih besar yang disebut saya.
Tiap-tiap wilayah (propinsi) biasanya terdiri atas dua atau tiga
wilayah administratif (waman). Kekuasaan tertinggi pemerintah Inca
terdiri ada ditangan seorang kaisar yang menyatakan dirinya sebagai
keturunan dewa matahari Inti. Oleh karena itu gelar yang dipakai
penguasai Inca dalah Intip Cori (yang bererti Putra Dewa Matahari). Di
bawahnya adalah pejabat yang disebut apo sebagai penguasa tiap-tiap wilayah bagian (4 wilayah). Di bawah apo ada tokrikoq yang menjadi penguasa tiap propinsi.
Bangsa Inca memiliki ilmu pengetahuan yang maju dan berkembang.
Walaupun ilmu pengetahuan yang berkembang di Inca tidak dapat
mengungguli perkembangan ilmu pengatahuan di Aztec dan Maya. Dalam
bidang Matematika dan Astronomi bangsa Inca tidak dapat mengungguli
kemajuan di Aztec dan Maya.
Bangsa Inca memiliki perkembangan yang pesat dalam bidang kesenian,
terutama seni bangun. Seperti dalam pembuatan tekstil dan keramik,
pembangunan benteng-benteng pertahanan, dan jalan-jalan raya yang lebar.
Kemajuan bidang seni ini tidak dapat dipisahkan dari kemmapuan
pemerintah mengatur masyarakat.
Dalam bidang sosial, raja sangat menarruh perhatian dalam hal
perkawinan. Laki-laki atau perempuan yang sudah dewasa dan belum
memiliki pasangan diplilihkan orang lain lain sebagai pendampingnya.
Kemudian mereka dikawinkan dalam upacara umum.
Dalam bidang religi, bangsa Inca mempercayai dewa matahari. Raja-raja
mereka dipercaya memiliki hubungan genealogis atau asal-usul keturunan
dengan dewa matahari. Dewa matahari ternyata sangat besar pengaruhnya
dalam masyarakat Inca dan bahkan pada masyarakat Inca terdapat suatu
kepercayaan bahwa dewa Matahari itulah yang menurunkan keluarga raja
Inca. Oleh karena itu, setiap raja yang sedang memerintah dipandang sama
dengan dewa matahari. Tidak diketahui dengan pasti, apakah bangsa Inca
juga melakukan upacara pengorbanan manusia seperti bangsa Aztec.
Di samping memuja dewa matahari, masyarakat Inca juga melakukan
pemujaan terhadap roh para leluhurnya. Pemujaan itu dilakukan dengan
suatu upacara yang luar biasa besarnya. Di Kuzko mereka menyimpan mummi
dalam bungkusan kain, konon mummi itu adalah para Raja yang memerintah
pada zaman Manko Kapak (Inca yang pertama). Mummi tersebut ditempatkan
pada sebuah rumah yang megah, seperti istana, sekakan-akan mereka masih
hidup secara bergantian dikeluarkan untuk menyaksikan upacara. Anggota
keluarga raja yang kurang penting, para bangsawan tinggi dan rakyat
yang mampu mengawetkan jenazah keluarganya.
Kepercayaan terhadap dewa di Inca tidak memainkan peranan yang
meliputi seluruh kehidupan namun kerajaan Inca mempunyai lembaga agama
yang mantap sebagai bagian dari pemerintah dan berada di bawah
pemerintahan.
Perkembangan kebudayaan Inca yang begitu tinggi ini akhirnya
mengalami kehancuran. Bangsa Inca mengalami keruntuhan karena penaklukan
pasukan Francisco Pizzaro tahun 1533.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar