Danau Tondano |
PADA zaman dahulu di daerah Tondano, Sulawesi Utara, berdiri gunung yang
menjulang tinggi. Di lereng gunung itu terdapat 2 kawasan/wilayah,
yaitu utara dan selatan. Wilayah Selatan dikuasai oleh seorang Tonaas
(Penguasa) yang memiliki putra tunggal yang bernama Maharimbow.
Sementara penguasa wilayah utara juga memiliki anak tunggal yang bernama
Marimbow.
Penguasa bagia utara diselimuti kerisauan saat memikirkan pewaris tahtahnya nanti, karena
anaknya seorang perempuan. Untuk mengatasi hal itu, ia membuat suatu
ide yang terasa aneh.
Ia meminta anaknya untuk berpakaian dan
berperilaku layaknya laki-laki dan meminta ia untuk tidak menikah seumur
hidup. Permintaan Tonaas Utara di setujui dan di ikrarkan dalam upacara
adat dihadapan Opo Empung (Tetua).
Apabila sumpah itu dilanggar maka
akan terjadi maapetaka yang dahsyat ditanah itu. Sementara itu, rupanya
Tonaas wilayah selatan memiliki masalah yang hampir sama. Maharimbow
diminta ersumpah untuk tidak menikah selama ayahnya masih hidup.
Pada suatu hari kedua pewaris tahta
tersebut bertemu di daerah perbatasan. Maharimbow merasakan bahwa orang
yang dilihatnya itu, meskipun berpakaian seorang kesatria tetapi
memancarkan kelembutan seorang wanita. Ia menjadi penasaran dan ingin
mengetahui orang misterius itu.
Pada pertemuan berikutnya yang dimulai
dengan pertengkaran/perkelahian, Maharimbow berhasil membuka tabir bahwa
orang misterius itu adalah seoarang perempuan. Dialah Marimbow!
Kemudian mereka berdua saling menaruh hati dan bersepakat untuk menjadi
sepasang suami-istri dan bertekad untuk mempersatukan kedua wilayah
tersebut.
Namun, mereka tida menyadari bahwa mereka telah melanggar
sumpah yang telah mereka Ikrarkan.
Keesokkan harinya, tiba-tiba terjadi
gempa dan gunung meletus yang begitu dasyat sehingga memusnakan daerah
itu dengan bebatuan dan larva dan berubah bentuk menjadi suatu kubangan
besar yang akhirnya menjadi danau yang kita kenal sekarang dengan nama
danau Tondano.
Sumber : p4mri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar