PADA suatu masa penghuni bumi dan langit
hidup aman dan damai. Para Opo penghuni langit sering bertandang ke
bumi, sebaliknya manusia dibumi juga sering mengunjungi langit.
Kehidupan dilangit ternyata lebih makmur dan bahagia.
Kebahagiaan hidup para Opo dilangit menimbulkan iri hati terhadap seorang manusia penghuni bumi, Warereh namanya.
Kebahagiaan hidup para Opo dilangit menimbulkan iri hati terhadap seorang manusia penghuni bumi, Warereh namanya.
Kunjungannya ke langit mencurigakan Opo
langit, sehingga berencana menangkapnya. Rencana itu diketahui oleh
Warereh, lalu timbul dari pikirannya dengan menggunakan sebuah pedang
yang besar dan panjang serta tajam dapat berbuat sesuatu.
Dengan parang itu Warereh menuju ke Gunung lokon. Diparangnya gunung itu sehingga menjadi dua. Potongan sebelahnya dibawa ke daerah Tonsea, maka terjadilah Gunung “Klabat”.
Belum puas juga dia, lalu belahan Gunung Lokon bagian yang sisa dipangkasnya dengan parang yang sama, lalu potongan bagian atas diangkat dan dibuangnya ke laut yang menimbulkan Pulau Manado Tua. Dengan demikian, Gunung Lokon yang mulanya sebagai prasarana tangga menghubungi langit dan bumi, kini sudah tidak ada.
Sumber : pesonaminut.blogspot
Dengan parang itu Warereh menuju ke Gunung lokon. Diparangnya gunung itu sehingga menjadi dua. Potongan sebelahnya dibawa ke daerah Tonsea, maka terjadilah Gunung “Klabat”.
Belum puas juga dia, lalu belahan Gunung Lokon bagian yang sisa dipangkasnya dengan parang yang sama, lalu potongan bagian atas diangkat dan dibuangnya ke laut yang menimbulkan Pulau Manado Tua. Dengan demikian, Gunung Lokon yang mulanya sebagai prasarana tangga menghubungi langit dan bumi, kini sudah tidak ada.
Sumber : pesonaminut.blogspot
Tidak ada komentar:
Posting Komentar