Sabtu, 15 Juni 2013

Drs. H.R. Makagansa M.Si: Menjadikan Pendidikan Milik Semua


HR Makagansa dan Istri

Fenomena ketimpangan sosial dalam hal mengecap pendidikan, masih merupakan salah satu diskusi hangat di Negara tercinta ini. Materi tersebut berangkat dari masih banyaknya generasi bangsa yang kurang mendapat kesempatan, duduk di bangku sekolah. Padahal, merupakan kesepakatan bersama, sejak Negara ini memproklamirkan diri, yakni tidak ada satu pun warga Negara usia sekolah, yang diperkenankan, berdiri di luar halaman sekolah.

Yang terjadi kemudian, sungguh di luar prediksi, namun sudah sangat dipastikan. Jutaan anak usia sekolah yang tersebar di seluruh pelosok negeri ini, kalau bukan terhenti di jenjang Sekolah Dasar, sebagain lagi sama sekali tidak pernah mengenakan seragam sekolah. Kenapa sampai hal seperti itu terjadi, tidak ada satu pihak pun yang sanggup memberikan jawaban yang memuaskan, terutama kepada mereka yang teralienasi dari lingkungan edukasi. Mungkinkah fenomena demikian, turut dipicu oleh minimnya pemimpin berbasis dunia pendidikan? Sekiranya persepsi itu mengena, maka itulah juga yang hingga detik ini, bersemayam di lubuk hati yang paling dalam, dari seorang Drs. H.R. Makagansa, M.Si

Salah satu tokoh daerah Nyiur Melambai itu, merasakan betapa pendidikan di Negara ini, khususnya di Sulut, lebih khusus lagi di Kabupaten Kepulauan Sangihe, masih jauh dari ekspektasi para pendidi bangsa ini. Sebagai putra daerah Sangihe, sosok yang telah berkecimpung di bidang politik pemerintahan itu, lantas terpanggil untuk memberikan daya kreasinya. Sebuah motivasi yang sangat logis, mengingat beliau berasal dari dunia pendidikan. Menurutnya, dasar pengembangan pendidikan adalah pembangunan itu sendiri. 

“Pembangunan akan sangat tidak stabil, jika tidak ditopang oleh presensi SDM yang kompetitif. Nah, untuk bisa bersaing, sebuah kewajiban, apabila setiap manusia, sebagai peggerak pembangunan, memiliki tingkat pendidikan yang memadai.” Demikian persepsi sederhana, namun penuh kedalaman makna dari sosok yang menamatkan jenjang Seklah Dasar di J.P.K tahun 1970 itu.

Dalam kaitannya dengan pengembangan pendidikan, dengan SDM yang kompetitif, baginya, akan membuat pergerakan pembangunan daerah, berlangsung secara dinamis. “Ini sangat dimungkinkan, karena SDM di dalamnya kritis.” Penuturan figur yang pernah dipercayakan sebagai Penjabat Bupati Bolaang Mongondow Utara itu, dilanjutkan dengan pemahaman mengenai pendidkan layak disebut sebagai fondasi krusial sebuah daerah.


Mengenai tingkat kemajuan di Sangihe sendiri, sambil menghindari sejauh mungkin subyektifitas pemikiran, sosok kelahiran Sangihe, 5 Juni 1958 itu berpendapat, masih wajib diberi perhtian ekstra serius. 

“Terutama mereka yang tinggal di pulau-pulau, hak untuk memperoleh pendidikan masih harus ditingkatkan. Peningkatan itu sendiri, aru benar-benar terimplementasi, sejauh telah adanya ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan, sesuai jenjang pendidikan mereka.” 

Menurutnya, itulah yang menjadi impian dirinya, dan pastinya setiap anak usia sekolah dan Para orang tua. “Generasi Sangihe usia sekolah wajib untuk sekolah. Dan saya akan berjuang untuk mewujudkan impian itu.” 

Begitu mendalamnya harapan ketua Persatuan Pelajar mahasiswa Sangihe dan Talaud periode 1983-1987 itu, akan kemajuan dunia pendidikan di Sangihe, demi akselerasi roda pembangunan daerah, membuat beliau, tampil dalam Pemilukada. 

Kalau dunia pendidikan di Sangihe bergerak maju, baginya, niscaya bidang-bidang yang lain, akan juga mengalami kemajuan signifikan. Sebab dalam dunia pendidikan, semua aspek kehidupan, terutama religius, moral dan etika, di tempa. Sebagai wujud dari kerinduan beliau, akan hadirnya SDM-SDM Sangihe yang kompetitif, serentak mampu memposisikan diri sebagai subyek pembangunan daerah yang berkualitas dan memiliki moral kepribadian yang sehat, melalui Dinas Pendidikan Sulut, dalam Bidang studi Muatan Lokal(Mulok), akan dimasukan materi tentang anti korupsi. 

“Ini dimaksudkan, agar sejak dini, para siswa telah dibekali dengan pengenalan akan bahaya korupsi."

Kembali pada materi pendidikan di Sangihe, sebuah tekad telah terpatri dalam hati tokoh populer ini, yakni menjadikan pendidikan sebagai milik semua lapisan masyarakat. 

“Satu hal yang perlu kita selami bersama, pembangunan, di manapun itu, tidak kan pernah berjalan seutuhnya,jika satu saja warganya tidak diberikan haknya untuk memperoleh pendidikan! Itulah mengapa saya bersedia dengan ikhlas, menjawab panggilan daerah dan masyarakat saat ini.” 

Keterpanggilan Makagansa, membangun daerah Sangihe, kian memancarkan aroma keharuman, manakala sosok yang kin menjabat BUpati Kabupaten Kepulauan Sangihe itu, di banyak tempat dan kesempatan, menempatkan pendidikan sebagai salah satu pilar penting dalam menjabarkan visi dan misinya di wilayah berjuluk seribu pulau itu.

by: Fian Kaunang 

Tidak ada komentar: