Minggu, 21 April 2013

Skandal Pejabat


Mendengar kata ‘skandal,’ pandangan setiap orang langsung tertuju pada sebuah tindakan yang tidak selaras dengan aturan main yang sesungguhnya. Bagi yang tetap menghargai nilai-nilai kemurnian, skandal tidak lebih dipandang sebagai sisi gelap yang turut menghantui perjalanan kehidupan umat manusia di muka bumi ini. 

Hebatnya lagi. Skandal yang semula hanya disematkan dalam lingkup hubungan percintaan, seiring dengan perkembangan dunia, telah merembes ke setiap sendi kehidupan. Ada skandal politik, skandal ekonomi, skandal budaya, pun yang berkembang belakangan, skandal hukum. Semua skandal tersebut, setidaknya telah meruntuhkan prinsip-prinsip dasar kehidupan, berganti ketidakpercayaan.

Meskipun dicap sebagai aksi yang tidak bonafide, toh, skandal terus bergentayangan, sambil menggerogoti siapa saja yang coba-coba berlaku ‘manis.’ Apalagi pergerakannya, dinilai, berlangsung sangat rapih, sukar terdeteksi. Karena tujuannya yang, mungkin bagi sebagian, dirasa mampu memuluskan pencapaian tujuan, para pejabat, meski tidak semua, berlomba-lomba memperebutkan tropi bernama ‘skandal’ itu. Bukan main! Setia kepada janji, dalam sekejap berubah nama menjadi ‘setia kepada skandal.’

Karena berlangsung rapih, tidak mengherankan skandal berlangsung sambil berupaya mengamankan pihak-pihak yang dianggap bisa merusak kenikmatan tersebut. Tidak terkecuali, insan pers dirangkul bagaikan anak emas. Alhasil, -kembali-, trik demikian ternyata mujarab(tentu tidak semua mau menjemput). 

Syukurlah, tidak semua oknum abdi Negara, menonjolkan prilaku yang demikian. Meski harus menerima kado mutasi, non job bahkan pemecatan sekalipun, sebagian para sosok ‘pelayanan masyarakat,’ lebih memilih untuk tidak menghianati ikrarnya.

Sulawesi Utara(Sulut) sendiri, bukannya bersih dari ulah sebagian pejabat, baik yang tidak sengaja, sengaja, maupun yang mungkin terlanjur menggemarinya, menari-nari di atas materi skandal. Memang agak sukar menemukan indikasi, apalagi menentukan. Hanya saja bukan berarti belum ada pembuktian secara yuridis. 

Semoga saja, ke depan, generasi daerah ini, tidak lagi mengkomsumsi berita tentang skandal pejabat, karena hanya memusingkan orientasi masa depan.

by: Fian Kaunang

Tidak ada komentar: