![]() |
Mau atau tidak? |
Dalam banyak hal, hidup ini
kerap dihubungkan dengan kata ‘mau,’ dan ‘tidak.’ Terlepas dari alasan serta
tujuan dikenakannya dua kata tersebut, sebuah kepastian terpampang sangat jelas
di depan kita, yakni keputusan.
Dua kata itu, lahir sebagai konsekuensi logis
dari sebuah keputusan. Keputusan apapun itu, niscaya berorientasi pada dua kata
tersebut. Dalam konteks ini, kata ‘ragu-ragu,’ tidak termasuk, sebab tidak bisa
melahirkan sebuah keputusan akhir, selain, biasanya, “di-pending dulu,” “beri aku waktu sebentar,” atau “entahlah.” Kata-kata
yang bermakna ‘mengambang.’
Suka tidak suka, kata ‘mau’
dan ‘tidak,’ akan berjalan seiring dengan hentakan kaki seseorang. Namun,
sebuah fenomena, kalau boleh dibilang, agak unik atau mungkin lebih tepatnya
lagi, aneh, yakni dua kata itu, sering digunakan, bukan karena didasari oleh
kemurnian niat, melainkan kerap sekedar menutupi kehendak yang asali.
Mau
padahal tidak mau, tidak mau meski dalam hati, mau. Mungkinkah ambivalensi
seperti itu, akan berlaku juga pada pesta demokrasi langsung, di Kota
Kotamobagu, Bolmong Utara, Minahasa Tenggara dan Sitaro tahun ini?
Asalkan mau jujur, ‘Mau’ dan
‘Tidak,’ sudah masuk dalam ruang ambivalensif. Tetapi itu bukan persoalan
utama, walaupun bisa memiliki dampak pada kelanjutannya. Sebab persoalan yang
lebih krusial adalah, mau tidak, seseorang berpikir jujur manakala memutuskan
tampil pada ajang demokrasi langsung? Berpikir jujur tentang apa yang akan
diperbuat, jika akhirnya, bisa meraih kursi number
one.
Mau tidak seseorang, legowo
dengan hasil akhir? Tentu saja di luar fakta kecurangan. Mau tidak, menjadi
pemimpin yang benar-benar memahami makna terdalam dari kata ‘melayani.’ Pertanyaan
seperti itu, mungkin agak, bahkan bagi sebagian, terlalu sulit untuk dijawab,
namun bukan tidak mungkin sudah diketahui oleh masing-masing, atau bagi
sebagian figur.
Pertanyaan-pertanyaan itu,
pun seharusnya masuk dalam kamus warga pemilih. Pertanyaannya, mau tidak, semua
itu di-gemakan warga, juga secara jujur dan berani? Antara mau dan tidak!
by: Fian Kaunang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar